Dibayangi Demonstrasi Tolak Omnibus Law, IHSG dan Rupiah Pagi Ini Melemah

    0
    26
    foto ilustrasi

    Jakarta, Jagakampung.com – Dampak dari demonstrasi penolakan Omnibus law UU Cipta Kerja gelombang kedua yang terjadi mulai Senin kemarin berdampak pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

    IHSG yang dibuka pada zona merah di awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Selasa (13/10/2020) mengalami kontraksi penurunan.

    Melansir data RTI pukul 09.13 WIB seperti dilansir Kompas.com, IHSG berada pada posisi 5.079,92. Angka tersebut turun 18,17 poin atau 0,36 persen dibanding penutupan hari sebelumnya pada level 5.093,09.

    Saham Asia di Zona Merah

    IHSG terus melemah usai dibuka pada level 5.093,42.  Tercatat, sebanyak 88 saham melaju di zona hijau dan 190 saham melaju di zona merah. Sedangkan 145 saham lainnya bergerak stagnan.

    Nilai transaksi saham hingga saat ini telah mencapai Rp 983,7 miliar dengan volume mencapai 1.354 miliar saham.

    WAJIB BACA :  Sidang Putusan Sengketa  Merek Kembali Ditunda, Tim Kuasa Hukum Jefri Yunus Angkat Bicara

    Sementara itu, bursa saham Asia pagi ini juga bergerak di zona merah. Indeks Nikkei Tokyo melemah 30,6 poin atau 0,13 persen.  Selain itu, indeks komposit Shanghai turun 0,48 persen, dan indeks Strait Times Singapura menurun 0,11 persen.

    Rupiah Berpotensi Melemah

    Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pagi tercatat menguat 20 poin atau 0,14 persen di level Rp 14.720 dibanding penutupan hari sebelumnya di level Rp 14.700.

    Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra memperkirakan, rupiah berpotensi melemah dengan kisaran Rp 14.650 hingga Rp 14.800.

    Ada beberapa indikator pelemahan rupiah. Menurutnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang bakal diumumkan siang ini mungkin tidak terlalu berpengaruh ke rupiah. Sebab banyak analis melihat BI tak akan mengubah kebijakan suku bunga acuan BI-7DRR.

    WAJIB BACA :  POLRI Sebut Pengkaderan Teroris JI Sangat Rapih

    Kemungkinan, rupiah akan lebih dipengaruhi oleh peristiwa demo penolakan omnibus law UU Cipta Kerja hari ini.

    “Mungkin Rupiah akan mendapatkan market mover dari peristiwa dalam negeri hari ini. Pelaku pasar akan mewaspadai aksi demo yang terjadi. Demo yang terkendali bisa menopang rupiah dan sebaliknya,” kata Ariston kepada Kompas.com, Selasa (13/10/2020).
    Pelemahan rupiah juga terjadi dari sisi eksternal, yaitu soal stimulus fiskal di Amerika Serikat (AS).

    “Ketidakpastian stimulus fiskal AS bisa memberikan tekanan ke nilai tukar emerging markets yang notabene aset berisiko terhadap dollar AS hari ini,” pungkasnya.

    (*/Red/Jagakampung)

    TINGGALKAN KOMENTAR

    Silakan masukkan komentar anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini