29.1 C
Jakarta
Sunday, October 27, 2024
spot_img

Pembunuh Wartawan Adalah Musuh Bersama Umat Manusia

OlehWesly H Sihombing

 

Jakarta, 20 Juni 2021

Apapun jenisnya, yang namanya kejahatan, melanggar hukum, tidak dibenarkan di Negara Republik Indonesia. Terlebih lagi kejahatan yang menghilangkan nyawa manusia, baik langsung maupun tidak langsung.

Kemarin, tepatnya tanggal 19 Juni 2021, sekira Pkl. 01.00 WB (dihari), publik dikejutkan, terutama kalangan Jurnalis di Indonesia, dengan meninggalnya seorang Jurnalis, Mara Salem Harahap, yang merupakan Pimpinan Redaksi salah satu media online di Sumut, tepatnya di Siantar Simalungun. Ia meninggal di dalam mobil miliknya tidak jauh dari kediamannya, dengan luka tembak di pahanya.

Berita Lainya :  Pasca Kebakaran di Kapuk Muara, Ini yang Dilakukan Polri & TNI

Publik, maupun kalangan jurnalis mungkin tidak banyak yang mengenal sosok Almarhum, Mara Salem Harahap atau yang sering disapa Marsal, tetapi publik geram, jurnalis di seluruh Indonesia marah. Di ruang Medsos seperti, Facebook, WhatsApp, jurnalis mengecam, memaki pelaku penembakan yang sampai saat ini belum tertangkap, serta meminta Aparat Penegak Hukum (APH) mengungkap motif dari peristiwa ini, apakah berkaitan dengan karya jurnalistik dari tulisan Marsal? Atau, berkaitan dengan urusan pribadi? Semua kita menunggu proses yang dilakukan APH.

Berita Lainya :  Antisipasi Tindak Kejahatan, Sat Polair Polres Kepulauan Seribu Sambangi Pulau Bidadari

Dari perspektif HAM, tidak boleh orang menghilangkan nyawa orang lain dengan cara2 yang melanggar hukum, sebagaiman diatur dalam Pasal 4 UURI No. 39 Tahun 1999 Tentang HAM.

Bila peristiwa sadis ini terungkap adanya “Dalang” yang memerintahkan penembakan dikarenakan tulisan karya jurnalistik Marsal, Penulis menilai bahwa dalang tersebut pantas dihukum mati.

Pasalnya, dalam Pasal 18 UU Pers No. 40 Tahun 1999 pada pokoknya menyatakan, ancaman pidana bagi penghambat dan penghalang pelaksanaan fungsi, hak, kewajiban dan peranan pers, sebagaimana Pasal 4 ayat 2 dan ayat 3.

Berita Lainya :  Bhabinkamtibmas Pulau Pari Himbau Warga Terkait Keamanan dan Pencegahan Tindak Pidana

Terbunuhnya seorang wartawan boleh dimaknai secara psikologis sebagai intimidasi fungsi, hak, kewajiban dan peranan Pers Nasional, membungkam demokrasi, penggelapan kebenaran.

Oleh karenanya, pembunuh wartawan adalah musuh bersama umat manusia.

 

Penulis merupakan :

– Seknas Forum Pers Independent Indonesia (FPII)

– Asesor (Penguji) Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pers Indonesia – BNSP

– Wapemred Media Berita Investigasi.com

– Kaperwil Media  Jagakampung.com

– Kaperwil Media Srikandi News.com

Related Articles

JAGAKAMPUNG TV

- Advertisement -spot_img

Latest Articles

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Baca Berita Saatkita News